Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2008

Legundi

Gambar
Noktah hitam itu hampir tak terlihat dalam peta negeriku tercinta. Meski tak terlalu jauh jaraknya dari mereka yang mengaku sebagai pengemban peradaban dunia. Atau mungkin aku yang telah buta sekaligus tuli terkubur dalam tembok tinggi, tertimbun buku-buku tebal dan jurnal-jurnal yang serasa makin meracuniku dengan nafsu bertopengkan ilmu. Jarak sepelemparan batu dalam langkah-langkah hidupku, kutemukan teritori itu, hitam, keras dan panas. Sepenggal tanya merasuk dalam kepalaku, apakah ini sebuah episode hidup lain dari antah berantah yang biasa kubaca dalam artikel-artikel dunia maya? Senja itu datang, bergelayut muram dihadapanku. Bayang-bayang muram tersaji didepan mataku. Petak-petak kecil itu mengaku sebagai pintu penjemput untuk memasuki gerbang hidup kekal. Seperti anak kecil yang berbaris rapi, berderet menunggu pengadilan sejati. Lansekap hitam masuk, berjejalan, merasuk, berebut pijak dalam kornea mataku. Permadani hitam terhampar, sebatang pohon kecil berjuang untuk tumbuh

Sabang: Romantisme di Ujung Barat Indonesia

……berlayarlah di atasnya; berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerak-gerakkan bunga-bunga padma; berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya..... (Sapardi Djoko Damono) Bait diatas merupakan ungkapan kata yang menggambarkan perjalanan melintasi lautan menuju Sabang, sebuah kota terbesar di Pulau Weh. Pulau Weh merupakan pulau kecil di Laut Andaman, tepatnya arah barat laut pulau Sumatera. Pulau vulkanik aktif ini awalnya merupakan kesatuan dengan pulau Sumatera, namun akhirnya terpisah setelah erupsi terakhir pada zaman Plelistocene . Pulau Weh terkenal dengan keunikan ekosistemnya sehingga pada tahun 1982 ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar alam. Beberapa populasi khas daerah ini adalah hiu megamouth (mulut besar) dan katak Bufo valhallae yang terancam punah. Pulau ini secara geografis memiliki kontur bergunung-gunung, dengan luas wilayah 6000 hektar yang terdiri dari 3400 hektar daratan dan 2600 hektar lautan. Terdapat empat gugus kepulauan kecil yang mengelili