Sebuah Refleksi Kemerdekaan

Apakah kita sudah merdeka?

Hari ini, enam puluh dua tahun sudah usia Republik ini, usia yang sudah cukup tua jika perbandingannya adalah umur manusia. Namun, apakah kita sudah merdeka?

Secara yuridis, negara kita memang sudah merdeka, tetapi kemerdekaan ternyata belum digenggam oleh semua anak bangsa pelosok nusantara ini. Lihatlah anak-anak Papua yang berdiri bertelanjang dada dengan perut membuncit, ribuan pengungsi bergeleparan di pasar Porong yang terancam harus segera meninggalkan lokasi penampungan entah kemana setelah kampung halamannya ditelan semburan lumpur yang tak mengenal iba, kampung-kampung kumuh bantaran kali atau di belakang apartemen mewah ibukota menjadi potret nyata dibalik gemerlap hedonisme kota. Ribuan perempuan tangguh negeri ini memilih mencari segenggam mimpi di negeri tetangga, tak jarang mereka pulang tinggal nama, penuh luka, berbadan dua, depresi atau schizophrenia. Generasi penerus bangsa semakin termarjinalkan ketika sekolah menuntut biaya setinggi langit, sementara orang tuanya semakin terjepit dalam perekonomian yang sulit. Sementara sang koruptor tinggal ongkang-ongkang menikmati kemewahan. Toh jika panggilan pemeriksaan datang, sudah tersedia jawaban, “Saya sedang sakit!” Hidup di negeri ini memang tak mudah.

Dimana kemerdekaan itu? Kemerdekaan itu masih sangat mahal dari jangkauan seluruh anak bangsa. Ternyata kemerdekaan belum dirasakan oleh semua elemen bangsa. Kesenjangan kesempatan membuat yang kaya semakin kaya sementara sebagian besar lainnya semakin tersisihkan. Perubahan harus dimulai! Bangun dari mimpi memperbaiki negeri jika tidak ingin Republik ini menjadi sebuah kenangan. Pendidikan dan kesehatan adalah dua pilar penting dalam membangun bangsa. Hak setiap rakyat untuk memperoleh pendidikan, banyak sekali elemen disini seperti pendidikan formal, non formal, moral dlll. Melalui pendidikan dapat tercipta perubahan, membuka peluang dan kesempatan untuk berkarya menjadi lebih baik. Bagaimana rakyat bisa berkarya jika tidak sehat? Membangun masyarakat Indonesia yang sehat akan menunjang perubahan negeri ini. Pembangunan masyarakat Indonesia sehat tidak hanya melalui tindakan kuratif seperti penyediaan asuransi keluarga miskin, obat murah, dll. Namun yang lebih penting adalah bagaimana usaha-usaha preventif dilakukan seperti perbaikan kondisi lingkungan yang semakin rusak, menciptakan lingkungan bersih dan sehat, perilaku hidup sehat, dll. Tidak dapat dihindari jika negeri ini mengalami bencana-bencana alam yang beruntun terjadi, berada diatas cincin api, dalam dunia yang terancam dampak pemanasan global membuat lingkungan semakin rapuh. Jika tidak dilakukan penyelamatan terhadap kondisi lingkungan, mungkin kita semakin terpuruk dalam berbagai bencana.

Kemerdekaan harus diciptakan, melalui perubahan!

(SintesaFiles, 17 Agustus 2007)

Komentar

Luna mengatakan…
dear Sintesa,

Sudahkah Kau Merdeka? :

kenapa ya kita perlu (atau ingin) 'lari dari kebebasan' kita?

Yoi, kalau 'harapan' aja bisa di 'revolusi' , maka ....

Fromm emang hebat yah.

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih Bapak, Terimakasih Ibu

Cerita Tentang Paku dan Kayu

Terimakasih Ramadhan