Episode Piala Asia

Pet......Gelora Bung Karno pun Menjadi Gulita

Pertandingan sudah berlangsung 84 menit. Penampilan kedua tim macan bola Asia itu tampak menggigit, serangan demi serangan tim Korea Selatan menemui pertahanan keras tim Arab Saudi. Gol yang telah dikemas oleh Korsel pun telah dibalas, skor sama imbang, 1-1. Permainan apik dua tim yang akan menjadi lawan timnas kita berikutnya. Tiba-tiba……pet…….pet…..satu sisi lampu stadion mati, alhasil pertandingan pun dihentikan. Para pemain kedua kesebelasan pun memperoleh kesempatan untuk leyeh-leyeh dan tiduran menikmati rumput stadion (yang semoga tidak turun hujan selama Piala Asia ini berlangsung hehe….jika tidak ingin berkubang dalam lumpur).

Gimana nih? Pertandingan sekelas Piala Asia pun tak luput dari mati lampu. Apa PLN kita kekurangan bahan bakar lagi sehingga perlu mengadakan “giliran” dan yang ketiban “giliran” itu Gelora Bung Karno? Atau panitia yang kurang sigap menghadapi segala kemungkinan? Technical error seperti itu harusnya sudah diantisipasi dengan perencanaan matang. Plan A, plan B dan plan C kayaknya belum menjadi tradisi di negeri ini. Bagaimana ketersediaan genset yang memenuhi keperluan daya listrik untuk pertandingan internasional ini. Jika menyelenggarakan pertandingan internasional seperti ini, kapan ya bisa bermimpi Indonesia menjadi tuan rumah olimpiade? Indonesia seharusnya bisa menggunakan Piala Asia ini sebagai momentum untuk membangun citra diri, namun apa mau dikata…. Yang jelas Piala Asia masih terus berlangsung, jadi jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi.

Jangan-jangan ini juga bentuk dukungan untuk timnas Indonesia, karena dengan skor imbang antara Korsel dan Arab Saudi ini maka timnas untuk sementara bertengger diperingkat pertama berkat kemenangan atas Bahrain, 2-1, selasa kemarin. Apapun itu kita memang layak berbangga, setidaknya sempat menikmati rasanya menjadi peringkat pertama grup D selama beberapa hari hehe tapi kejadian pet….byar…..itu jangan sampai terulang lagi. Ok!Viva Timnas……

Komentar

Luna mengatakan…
sintesa,

gitu lah Indonesia kita ...
tetap kita akui sbg bangsa kita yee, karena kita setia?

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih Bapak, Terimakasih Ibu

Cerita Tentang Paku dan Kayu

Terimakasih Ramadhan